ANRI Gelar Peringatan ke-63 Tahun Pidato Soekarno di PBB yang Kini Diakui Dunia
jpnn.com, JAKARTA - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Imam Gunarto memaparkan pidato Presiden Soekarno yang berjudul To Build The World Anew dalam agara peringatan ke-63 tahun pidato proklamator RI itu di Markas Perserikatan Bangsa-bangsa pada 30 September 1960 silam.
"Berdasarkan arsip resmi PBB dan ANRI, 63 tahun yang lalu, tepat pada Jum'at, 30 September 1960, menjelang pukul 3 sore, Bung Karno bersama delegasi memasuki ruang sidang umum ke-15 PBB, pada planery meeting ke-880, untuk menyampaikan pidato yang sangat monumental. Saat itulah detik-detik bersejarah tentang geopolitik Indonesia terpatrikan dalam monumen pemikiran internasional yang kemudian menjadi fondasi yang kokoh untuk membangun politik luar negeri dan politik kebangsaan Indonesia," urai Plt Kepala Anri.
Dalam acara itu, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menjadi pembicara kunci dalam acara yang digelar di Gedung ANRI, Jakarta, Sabtu (30/9).
Pembicara lainnya Connie Rahakundini, Mukhlis Paeni, Teuku Rezasyah dan Mayjen (purn) Lumban Sianipar.
Dia melanjutkan Sidang PBB tersebut merupakan agenda kesembilan yang berisi kelanjutan dari debat umum di antara pimpinan-pimpinan negara di dunia.
Sidang dipimpin oleh Presiden Sidang Umum Frederick H. Boland dari Irlandia. Durasi sidang berlangsung selama 4 jam 25 menit, dimulai pukul 3 sore sampai dengan pukul 7.25 malam waktu New York.
Setelah sejumlah perwakilan negara menyampaikan pernyataan, pimpinan sidang umum meminta Presiden Soekarno menyampaikan pidato. Dalam agenda kesembilan tersebut, ada tujuh negara yang menyampaian pernyataan.
Dari 122 menit, di akhir pidato Bung Karno, yang menggunakan bahasa Inggris, mengatakan, “Membangun dunia kembali. Membangun dunia yang solid dan kuat dan waras. Membangun dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan. Membangun dunia yang sehat. Membangun dunia yang sesuai dengan mimpi-mimpi dan ideal untuk umat manusia. Putuskan sekarang dengan masa lalu, karena hari ini telah tiba. Putuskan sekarang dengan masa lalu, sehingga kita dapat memastikan untuk melangkah ke masa depan”.