Antam Kurangi Porsi Nikel
Rabu, 17 September 2008 – 12:14 WIB
Saat ini kajian untuk proses smart predictive line controller sedang dilakukan. Kajian ini dilakukan untuk memperlancar penggunaan batu bara agar sesuai dengan kebutuhan energi yang tinggi dari proses produksi feronikel Antam. ”Diharapkan selesai akhir 2008,” ujarnya.
Sementara itu, Antam juga mengumumkan telah menyelesaikan finalisasi pinjaman dengan Japan Bank for International Cooperation (JBIC) senilai USD 325 juta yang menjadi bagian dalam proyek pabrik Chemical Grade Alumina di Tayan, Kalbar senilai USD 500 juta. Dana dari JBIC itu berkontribusi 65 persen terhadap total biaya proyek. ”Sisanya 35 persen dari ekuiti. Kita punya 65 persen saham di proyek Tayan itu,” katanya. ”Biaya proyek itu melonjak karena kenaikan harga minyak beberapa waktu yang lalu,” imbuh Direktur Keuangan ANTM Djaja M. Tambunan.
Alwinsyah menambahkan, pada akhir tahun, semua rincian kebutuhan finansial untuk proyek tersebut telah rampung. Sehingga, pada tahun depan sudah mulai pembangunan konstruksinya. ”Dan bisa segera beroperasi pada 2010,” katanya. Proyek Tayan itu memungkinkan perseroan untuk mengolah bauksit dalam jumlah besar menjadi chemical grade alumina.