Antara Salim dan AHY, Siapa Berpeluang Mendampingi Prabowo?
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Said Salahudin memprediksi posisi calon wakil presiden yang akan mendampingi Prabowo Subianto di Pilpres 2019, diperebutkan dua nama. Yaitu Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Al-Jufri (PKS) dan Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
“PD dan PKS tentu punya hak yang sama mengusulkan kader masing-masing sebagai syarat dukungan kepada Partai Gerindra untuk mengusung Prabowo Subianto sebagai calon Presiden (capres). Jadi, saya kira tak perlu dipertentangkan," ujar Said di Jakarta, Senin (6/8).
Meski demikian, Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) ini mengakui, Ketua Umum DPP Partai Gerindra tersebut tentu membutuhkan banyak masukan terkait dua nama tersebut.
"Secara umum, saya sendiri melihat peluang Habib Salim dan AHY relatif berimbang. Masing-masing punya basis konstituen yang riil dan sama-sama berpeluang menggaet pemilih potensial guna menambah suara bagi Prabowo," ucapnya.
Menurut Said, jika perbandingannya merujuk hasil perolehan suara Pemilu legislatif (Pileg) 2014 lalu, maka AHY yang diusung PD jelas lebih unggul dari Habib Salim. Dengan asumsi, pemilih Demokrat dan PKS memiliki konsistensi dan loyalitas kepada partainya masing-masing.
Di Pileg 2014 dulu, Demokrat berhasil meraup 12,7 juta suara pemilih, sedangkan PKS hanya mampu menghimpun kurang dari 8,5 juta suara pemilih. Artinya, potensi suara yang berpeluang disumbangkan oleh AHY kepada Prabowo lebih besar daripada Habib Salim.
“Tapi perlu dicatat, suara Demokrat dulu itu mereka peroleh saat SBY masih berkuasa. Sementara sekarang SBY sudah tidak lagi memegang kekuasaan. Jadi mungkin saja dukungan pemilih kepada Partai Demokrat dan PKS pada Pemilu 2019 nanti bisa berubah," katanya.
Said juga mengatakan, komparasi AHY dan Habib Salim juga bisa dilihat dari peluang keduanya dalam menarik pemilih potensial.