Anti Lockdown
Oleh Dahlan IskanSebenarnya jumlah penderita virus COVID-19 di Amerika masih sedikit --dibanding Italia, Iran, atau Korsel: 2.269 yang terkena, 48 yang meninggal, dan 31 yang sudah sembuh. Itu pun yang terbanyak hanya di tiga negara bagian: Washington, California, dan New York.
Namun jumlah penderita barunya terus meningkat. Terakhir, Kamis lalu, masih 277 orang. Itu sehari.
Sebenarnya --seperti kata gubernur New York-- penderita baru itu lebih banyak lagi, tetapi tidak terdeteksi. Penyebabnya jelas: kemampuan deteksi di Amerika yang rendah.
Sampai Kamis kemarin penduduk yang sudah dites, secara total, baru 5.000 orang. Padahal, di Korea Selatan, tiap harinya saja mampu mengetes 12.000 orang.
Sampai Kamis kemarin jumlah orang yang sudah dites di Korsel mencapai 230.000 orang. Bandingkan dengan 5.000 orang di negara sebesar AS.
Kemampuan sebanyak mungkin melakukan tes adalah kunci kebenaran data penderita COVID-19.
Kebenaran data itulah kunci keberhasilan pengendalian wabah di Korea Selatan. Yang tanpa lockdown pun bisa mengendalikan COVID-19.
Tentu itu terkait dengan tersedia tidaknya alat tes yang cukup. Juga terkait dengan biaya tes.