Antisipasi Kebangkitan Tiongkok, Australia Belanja Senjata Hingga Rp 2.700 Triliun
Australia mengumumkan strategi pertahanan yang lebih agresif untuk mengantisipasi kebangkitan Tiongkok. Australia bahkan menyebut tantangan yang akan dihadapi belum pernah terjadi sejak Perang Dunia Kedua.
- Pemerintahan Scott Morrison menganggarkan $270 miliar belanja militer hingga 10 tahun
- Angkatan Bersenjata Australia (ADF) akan dilengkapi peluru kendali jarak jauh mengantisipasi perang dengan Tiongkok di kawasan Indo-Pasifik
- PM Morrison menyebut kawasan ini sebagai episentrum dari persaingan kekuatan dunia saat ini
Pengumuman ini disampaikan Perdana Menteri Scott Morrison hari Rabu (1/07) sembari memperingatkan rakyat Australia untuk mempersiapkan diri menghadapi tatanan dunia yang "lebih buruk, lebih berbahaya dan lebih kacau" pasca COVID-19.
Disebutkan Australia akan membangun kekuatan militer yang lebih besar dengan fokus pada kawasan sekitarnya, termasuk melengkapi persenjataan peluru kendali jarak jauh.
"Kita belum pernah menyaksikan ketidakpastian ekonomi global dan strategis seperti saat ini di Australia dan di kawasan sejak ancaman luar yang kita hadapi saat tatanan global dan regional ambruk pada tahun 1930-an dan 1940-an," katanya.
"Persaingan strategis antara Tiongkok dan Amerika Serikat akan menimbulkan banyak ketegangan dan banyak risiko kesalahan perhitungan," ujar PM Morrison.
Karena itu, PM Morrison mengatakan peningkatan kemampuan militer Australia sangat penting untuk menopang posisinya di Asia Pasifik.
"Jadi kita harus siap melindungi tempat tinggal kita sebaik mungkin, siap menanggapi dan memainkan peran kita dalam melindungi Australia, membela Australia," tambahnya.