Anugerah Kihajar 2023, Penguatan Ekosistem Digital Pendidikan Menuju Merdeka Belajar
jpnn.com, JAKARTA - Anugerah Kihajar (Kita Harus Belajar) tahun 2023 kembali digelar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Ajang yang diselenggarakan Balai Layanan Platform Teknologi (BLPT) sebagai unit pelaksana teknis Pusat Data dan Teknologi Informasi Pendidikan dan Kebudayaan (Pusdatin) itu rutin diselenggarakan sejak 2006.
Pelaksanaan Anugerah Kihajar bertujuan untuk mendorong penguatan ekosistem digital pendidikan untuk mewujudkan Merdeka Belajar.
Menurut Sekretaris Jenderal (Sesjen) Kemendikbudristek Suharti, berbagai platform teknologi yang dihadirkan Kemendikbudristek dapat dijadikan alat dalam pengembangan diri pendidik dan mencari inspirasi atas praktik baik dalam proses belajar, serta mencari sumber-sumber belajar yang diperlukan.
“Dalam upaya mendorong pemanfaatannya, BLPT terus meningkatkan partisipasi, kolaborasi dan kontribusi aktif dari peserta didik, guru, serta pemerintah daerah dalam optimalisasi pemanfaatan platform teknologi, salah satunya melalui ajang Anugerah Kihajar 2023,” ujarnya di Jakarta, Jumat (17/11).
Pada kesempatan sama, Kepala Pusdatin Kemendikbudristek, Hasan Chabibie melaporkan bahwa kegiatan bertajuk “Malam Anugerah Kihajar Tahun 2023” ini bertabur apresiasi yang ditujukan bagi para peserta terbaik pada program PembaTIK, Kihajar STEM, dan Daerah Jawara Belajar.id.
“Mereka telah menunjukkan capaiannya dalam mendorong aktivasi dan pemanfaatan Akun belajar.id serta Chromebook bantuan Kemendikbudristek, serta Kepala Daerah dengan capaian peningkatan pemanfaatan platform teknologi melalui kepesertaan PembaTIK dan Kihajar STEM 2023,” tuturnya.
PembaTIK (Pembelajaran Berbasis TIK) tahun ini telah memasuki pelaksanaan untuk yang ke-7 kalinya, diikuti oleh 79.919 peserta dari jenjang PAUD, SD, SMP, SMA, SMK, SLB yang berasal dari 38 provinsi dan SILN. Peserta PembaTIK ini telah melewati tahapan Level 1: Literasi, level 2: Implementasi, Level 3: Kreasi, dan level 4: Berbagi dan berkolaborasi, yang pada akhirnya menghasilkan 39 Duta Teknologi Kemendikbudristek.