AP II Bangun Airport Operation Control Center di Soetta
Dia mengatakan, AOCC juga membutuhkan integrasi dari sistem yang dimiliki masing-masing stakeholder bandara sehingga bisa berjalan secara maksimal.
Menurutnya, pendirian AOCC ini didasari dari pertumbuhan industri penerbangan yang cukup signifikan setiap tahunnya dan membuat dinamika operasional semakin beragam.
"Melalui AOCC yang bisa memantau seluruh aktifitas di bandara secara real time maka kami optimistis seluruh aspek berjalan dengan lancar sesuai regulasi disertai terciptanya ketepatan waktu atau punctuality pada operasional yang berujung pada peningkatan pelayanan kepada maskapai dan juga penumpang pesawat,” imbuh Awaluddin.
Adapun AOCC dilengkapi sejumlah modul seperti Airport Operation Database (AODB), Airport Management System (AMS), Resources Management System (RMS), Network Management System (NMS), Airport Security System (ASS), dan Facility Engineering Management System (FEMS).
Sementara itu, AODB berfungsi menyimpan data operasi kebandarudaraan, lalu AMS dan RMS berfungsi memonitor dan mengendalikan operasional bandara beserta pengaturan penggunaan resources semisal parking stands, boarding lounge, dan check-in counter.
Sementara itu, NMS menampilkan kinerja jaringan dan perangkat teknologi informasi dalam mengelola serta mendistribusikan data operasi ke sejumlah stakeholder, dan FEMS berfungsi untuk memonitor, mengendalikan dan mengelola kehandalan fasilitas-fasilitas utama bandara.
Di samping modul-modul tersebut, fasilitas yang terdapat di AOCC antara lain CCTV room, emergency situation room, meeting room, dan airport people movers system control room.
“AOCC juga merupakan pusat koordinasi seluruh stakeholder bandara seperti maskapai, imigrasi, bea dan cukai, karantina, otoritas bandara, tenant, kepolisian, transportasi antarmoda, operator kargo, dan sebagainya, sehingga sesuai dengan konsep dalam industri bandara dikenal dengan Airport Collaboration Decision Making atau A-CDM,” imbuh Awaluddin.