Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Apresiasi Keinginan Nadiem Makarim soal Pendidikan Berbasis Kompetensi dan Karakter

Sabtu, 26 Oktober 2019 – 06:45 WIB
Apresiasi Keinginan Nadiem Makarim soal Pendidikan Berbasis Kompetensi dan Karakter - JPNN.COM
Siswa SD. Ilustrasi Foto: Mesya Mohammad/dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Mendikbud Nadiem Makarim dalam pidato pertamanya menyampaikan mengenai pentingnya menciptakan suatu pendidikan berbasis kompetensi dan karakter. Pernyataan ini mendapat apresiasi sejumlah kalangan.

Praktisi pendidikan Najelaa Shihab mengatakan, kompetensi dalam pendidikan bukan hanya sekadar menjawab soal ujian, tetapi juga kemampuan murid untuk melakukan aksi, mendemonstrasikan apa yang sudah dipelajari dalam berbagai situasi yang baru, memecahkan permasalahan dalam kehidupan.

Dalam melaksanakan pembelajaran, murid akan melakukan serangkaian tahapan, dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi yang mendorong keterampilan berpikir murid di dalamnya.

“Dalam pendidikan yang berbasis kompetensi, setiap kompetensi nantinya akan mengandung banyak dimensi. Tidak seperti sebelumnya yang hanya mengandung satu dimensi di mana murid hanya perlu menghafalkan materi dan menyebutkan kembali saat ujian. Untuk mencapai kompetensi, nantinya murid juga tetap harus menguasai materi, memiliki pengetahuan dasar, dan punya pemahaman esensial, sebelum melangkah dan mempraktikkan apa yang diketahui dan dipahaminya dalam dunia nyata,” jelas Najelaa dalam keterangannya, Jumat (25/10).

Bagi Najelaa, yang telah aktif dalam dunia pendidikan selama lebih dari 20 tahun, karakter merupakan bagian sangat penting dari pengembangan kompetensi karena akan menjadi dasar bagi murid untuk menerapkan kompetensinya di mana saja.

“Anda bisa bayangkan pengalaman kita di sekolah dulu, karakter dalam bentuk nilai-nilai Pancasila dan agama biasanya hanya ditampilkan dalam bentuk ceramah, dan biasanya hanya menjadi sesuatu yang bisa dijawab dengan sempurna di lembar kerja siswa atau pada saat ujian saja. Namun, belum tentu muncul dalam bentuk perilaku sehari-hari di sekolah ataupun sesuatu yang bisa ditransfer di rumah,” papar Najelaa.

Menurut Najelaa, pendidikan yang berbasis kompetensi itu berorientasi pada keinginan untuk meningkatkan standar pencapaian. Bukan hanya sekadar hafalan, tetapi juga sampai pada pemahaman dan kemampuan mempraktikkan.

“Itulah karakter sesungguhnya yang akan mendorong anak untuk mempunyai kompetensi-kompetensi lainnya,” tegas Najelaa.

Keinginan Mendikbud Nadiem Makarim menciptakan suatu pendidikan berbasis kompetensi dan karakter mendapat apresiasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News