APTFF 2017 Berpotensi Datangkan Investor Pariwisata
"Bahkan sudah ada yang menanyakan pesona batik Indonesia. Mereka lihat batik kita sangat menarik. Ada yang bersedia menanamkan modalnya untuk potensi batik kita," kata Sukma.
Sukma menambahkan, pihaknya memilih Yogyakarta karena memang kota Gudeg ini memiliki kelengkapan untuk mengadakan meeting berskala dunia dan sangat mendukung.
"MICE di Yogyakarta itu semua ada, akses, amenitas dan atraksinya juga lengkap. Mereka lima hari di Yogya, bahkan saya dengar ada yang sampai seminggu lebih. Kami memilih Yogya, karena nantinya mereka akan puas menikmati segala keindahan Indonesia. Apalagi, Yogyakarta juga menjadi salah satu sepuluh destinasi prioritas yang di dalamnya ada destinasi Borobudur," ujar wanita berhijab itu.
Sementara itu, Kepala Bidang Promosi Wisata Pertemuan dan Konvensi Kemenpar Eddy Susilo mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata Yogyakarta.
“Kami mendapatkan data dari pihak Yogyakarta bahwa MICE menjadi tulang punggung pariwisata Yogyakarta. Setidaknya tahun lalu terdapat 14.500 event yang mampu menghadirkan 3,6 juta wisatawan mancanegara. Ini angka yang sangat fantastis,” ujar Eddy.
Eddy menjelaskan, dari 14.500 acara itu, 30 persen merupakan meeting, 15 persen wisata insentif, dan 45 persen pameran.
Sementara, sepuluh persen merupakan berbagai event dari perhelatan musik, festival, dan berbagai acara budaya.
“Kementerian terus menjaga pertumbuhan yang bagus dalam industri MICE, khusus di Yogyakarta pada tahun 2017 ini semoga pertumbuhan bisa mencapai 20 persen," ujar Eddy.