Arief Poyuono Pimpin LPPC19-PEN, Langsung Serang Anies Baswedan
Arief menyatakan kondisi ini berbeda dengan kebanyakan negara berkembang lainnya yang justru menunjukkan pertumbuhan ekonomi terus menurun.
“Apalagi kegiatan ekonomi di bawah tanah Indonesia jauh lebih besar skalanya persentasenya dengan kegiatan ekonomi yang tercatat dan menggunakan transaksi lalu lintas di perbankan,” kata Arief dalam siaran pers yang diterima, Rabu (23/9).
Arief menambahkan berdasar pantuaan LPPC19-PEN, prediksi peningkatan pertumbuhan ekonomi dari Kuartal II-2020 -5,32 persen menjadi kisaran -2 persen hingga -2,7 persen di Kuartal III-2020 membuktikan bahwa program yang dilakukan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC19-PEN) sudah berjalan on the track.
Ia mencontohkan seperti Program Kartu Pra-Kerja yang sudah masuk gelombang 9, bantuan langsung tunai (BLT) pada buruh yang berpenghasilan UMR, bantuan kredit dan restrukturisasi pinjaman pada sektor UMKM, dan bansos yang terus berjalan.
“Serta di sisi penanganan Covid-19 juga menunjukkan angka kesembuhan pasien Covid-19 yang terus meningkat serta fasilitas penanganan pasien Covid-19 yang makin bertambah,” klaim Arief.
Namun, Arief mengatakan, akibat keteledoran Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang melakukan pembiaran dan terkesan menyepelekan penyebaran Covid-19 saat memasuki new normal di ibu kota, menjadi penyebab meningkatnya jumlah masyarakat yang terdampak verus corona jenis baru itu.
Menurut Arief, keteledoran Pemprov DKI Jakarta salah satunya adalah dengan segera mengizinkan car free day.
Kemudian, kata dia, tidak melakukan kontrol penerapan protokol kesehatan yang ketat dengan melibatkan aparat keamanan terhadap masyarakat yang melakukan aktivitas di restoran-restoran, pusat pembelanjaan.