Arimbi Vero
Oleh Dahlan IskanCeritanya: Arimbi, anak miskin, mendapat beasiswa menjadi murid baru sanggar tari terkenal: Itnas Ibmira. Nama sanggar ini sendiri sudah menimbulkan imajinasi: merangsang penonton membacanya dari belakang.
Pasti akan ada cerita tersembunyi dari nama itu. Namun belum dibocorkan di awal sampai di tengah cerita. Ini bagian dari rahasia di akhir cerita.
Bakat Arimbi menimbulkan kecemburuan murid lainnya. Termasuk anak manajer tari yang juga belajar di situ.
Arimbi difitnah sebagai pencopet. Padahal uang banyak itu hasil jualan selendang di Taman Fatahillah --dibantu teman-teman yang simpati pada Arimbi.
Fitnah itu terjadi justru seperti Arimbi jatuh tertimpa tangga. Arimbi lagi di puncak kesedihannyi: ibunyi suka menari sendirian setiap kali sang ibu ingat almarhum suaminyi.
Ternyata ketahuan: ibunyi pernah punya cita-cita tinggi tetapi kandas. Terpaksa jadi penjual selendang di kaki lima sepeninggal suami --untuk menghidupi Arimbi saat masih bayi.
Arimbi akhirnya juga tahu ibunyi sedang sakit paru. Dan kian parah. Sampai tidak bisa jualan.
Justru di saat hampir berhasil menjadi penari utama di sanggar itu Arimbi memutuskan: berhenti menari. Meneruskan pekerjaan ibunyi: jualan selendang. Ingin bisa membawa ibunyi ke dokter.