AS Jual Amunisi ke Ukraina Senilai Rp 2,38 Triliun, Niatnya Membantu Atau Cari Untung ya?
"Cadangan amunisi Ukraina yang sangat rendah di medan tempur menjadi salah satu alasan pejabat Deplu mengatakan ada keadaan darurat.
Deklarasi darurat tidak digunakan sejak 2019 ketika pemerintahan Trump memberi tahu komite di Kongres bahwa mereka akan melanjutkan dengan 22 penjualan perangkat militer ke Kerajaan Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Yordania.
Keputusan itu membuat marah anggota parlemen karena menghindari prosedur yang sudah lama dijalankan Kongres untuk meninjau penjualan senjata utama.
Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan Pentagon memberi tahu Kongres tentang kemungkinan penjualan ke Ukraina itu pada Minggu.
"Pemerintahan Biden tampaknya berargumen melawan agresi Rusia adalah demi kepentingan keamanan nasional AS, yang tidak jauh berbeda dari apa yang dilakukan Trump terkait Iran dan penjualan ke sekutu AS di Timur Tengah pada 2019," kata Jeff Abramson dari Asosiasi Pengendalian Senjata.
Namun sejauh ini Ukraina memiliki dukungan bipartisan yang sangat luas.
"Jika penjualan senjata ini diberikan kepada negara dengan persetujuan yang kurang dari yang dibutuhkan, Anda akan mendapati anggota Kongres mengajukan pertanyaan apakah penjualan ini benar-benar darurat dari perspektif keamanan AS," kata Abramson.
Pentagon tidak mengidentifikasi kontraktor utama untuk penjualan senjata itu, tetapi mengatakan skema Pembiayaan militer asing akan digunakan untuk membayar amunisi-amunisi itu.(Antara/Reuters/JPNN).