Asesmen Nasional Bukan Penentu Kelulusan, Untuk Apa Ikut Bimbel AN?
Inilah yang P2G khawatirkan atas pelaksanaan AN nanti Maret 2021.
UN, kata Satriwan, dulu itu menjadi beban siswa, guru, dan ortu karena model-model bisnis pendidikan seperti di atas. Jualan janji lulus AN/UN untuk bisnis pendidikan.
"Bahaya jika (kebijakan) pendidikan dibisniskan seperti ini. Praktik-praktik seperti ini menjadi faktor yang membuat pendidikan kita makin buruk, makin terjatuh," tegasnya.
Siswa hanya dijadikan sebagai objek ujian. Orientasi pendidikan hanya kepada pengetahuan an sich.
Bagaimana cara agar siswa lulus ujian Asesmen Nasional dengan menjual praktik atau cara-cara pintas menjawab soal.
Karakter makin dipinggirkan. Penguatan nilai-nilai karakter bukan lagi prioritas sekolah.
Prioritas sekolah lebih dominan pada bagaimana caranya agar sekolah mendapatkan nilai AN (dulu UN) yang tinggi. Sebab akan menjadi prestise sekolah sampai kepala daerah.
"Lagi-lagi siswa terbebani secara psikologis, bahkan dari segi ekonomis. Sebab ikut Program Bimbel lulus AN pastinya berbayar, yang harganya tidaklah murah," tandasnya. (esy/jpnn)