AstraZeneca Klaim Vaksinnya Aman, Irlandia Pilih Hentikan Sementara Vaksinasi
Perusahaan pembuat vaksin COVID-19, AstraZeneca mengatakan bahwa studi terhadap mereka yang sudah divaksinasi tidak menemukan adanya risiko peningkatan penggumpalan darah.
Kajian AstraZeneca terhadap sekitar 17 juta orang yang sudah divaksinasi di Inggris dan Uni Eropa dilakukan setelah otoritas kesehatan di beberapa negara menghentikan sementara program vaksinasi karena masalah penggumpalan darah tersebut.
"Kajian yang dilakukan dengan berhati-hati menunjukkan tidak adanya bukti peningkatan penggumpalan darah di dalam kelompok umur, jenis kelamin, dan asal di mana vaksin dibuat," kata perusahaan tersebut.
Pada akhir pekan lalu, Republik Irlandia menjadi negara terakhir yang menghentikan program vaksinasi menggunakan vaksin AstraZeneca menyusul keputusan Denmark, Norwegia dan Islandia.
Kawasasn Piedmont di Italia Utara juga mengatakan akan menghentikan pengunaan vaksin AstraZeneca setelah seorang guru meninggal setelah mendapatkan vaksinasi itu hari Sabtu (13/03).
Wilayah itu, di sekitar kota utara Turin, awalnya menangguhkan semua vaksinasi AstraZeneca untuk mengidentifikasi dan mengisolasi kumpulan dari mana dosis yang diberikan kepada guru itu berasal.
Pernyataan dari Piedmont tidak menyebut dari mana asal pembuatan vaksin dan tidak menyebut juga mengapa guru tersebut meninggal.