Atlassian, Perusahaan Australia Paling Sukses di Bursa Saham AS
"Saya kira bagi kami, hal besar berikutnya akan datang kepada kami sebagai hasil dari komitmen untuk inovasi dan kreativitas yang kami sudah bangun di sini," utaranya.
Menurut Reuters, kisah yang dialami kedua pebisnis muda ini sungguh langka, di saat data menunjukkan bahwa tahun 2015 adalah tahun suram bagi penawaran teknologi, dengan banyak perusahaan yang masuk bursa masih diam di tempat atau berada di bawah valuasi pribadi mereka, dan terus melihat harga saham mereka jatuh.
Alasan dari sejumlah investor Amerika berjuang mati-matian untuk mendapatkan saham di Atlassian karena, tak seperti perusahaan teknologi tinggi lainnya, perusahaan ini tak hanya menjual mimpi.
Tak seperti perusahaan teknologi baru lainnya, grup perangkat lunak ini telah menenggak untung selama bertahun-tahun, menggunakan kas mereka sendiri- ketimbang menggantungkan dana investor –untuk mendanai ekspansi globalnya.
Perusahaan ini telah dinilai sebagai sebuah perusahaan yang beroperasi sangat sukses, yang menghasilkan keuntungan.
Tahun keuangan lalu, perusahaan ini memperoleh 6.78 juta dolar (atau setara Rp 700 miliar); jenis keberuntungan untuk membenarkan penilaian pasar yang tinggi, dan juga untung yang tinggi.
Mike dan Scott, masing-masing dari mereka memiliki 37% saham perusahaan, dan masing-masing akan mempertahankan 33% saham setelah dilempar ke publik.
Saham Atlassian mengakhiri hari di Wall Street dengan nilai 27.78 dolar (atau setara Rp 300.000), hampir sepertiga lebih tinggi dari harga IPO sebesar 21 dolar (atau setara Rp 240.000), menurut data Reuters.