ATSI Dukung Rencana Pitalebar Indonesia
Penetrasi fixed broadband untuk pengguna rumahtangga mencapai 15% dengan kecepatan 1 Mbps. Untuk gedung dan perkantoran, penetrasi fixed broadband mencapai 30% dengan kecepatan koneksi 100 Mbps. Sedangkan penetrasi jaringan pita lebar akses bergerak alias mobile broadbandmencapai 12% dari total populasi dengan kecepatan 512 Kbps.
Sementara infrastruktur serat optik untuk jaringan pita lebar saat ini juga masih terbatas. Hingga tahun 2012, jaringan tulang punggung serat optik baru mencapai 346 kabupaten kota atau 69,6% dari total kabupaten kota di Indonesia.
Saat ini, infrastruktur tersebut baru mencapai Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur. Khusus untuk wilayah Maluku dan Papua, pembangunan serat optik baru dimulai tahun lalu.
Dalam dokumen RPI 2014-2019 dipaparkan target infrastruktur yang akan dicapai pada 2019 nanti. Untuk infrastruktur perkotaan (urban), fixed broadband untuk pengguna rumah tangga mencapai 71% dengan kecepatan 20 Mbps.
Penetrasi gedung pada fixed broadband mencapai 100% dengan kecepatan koneksi 1 Gbps dan 30% populasi. Sedangkan penetrasi jaringan pita lebar akses bergerak alias mobile broadband mencapai 100% dari total populasi dengan kecepatan 1 Mbps.
Untuk infrastruktur pedesaan (rural), pengguna rumah tangga mencapai 49% untuk fixed broadband dengan kecepatan 10 Mbps dan 6% populasi. Sedangkan mobile broadband penetrasinya mencapai 52% dari total populasi dengan kecepatan 1 Mbps.
Karena itu, kata Alex, ATSI meminta agar pemerintahan Presiden Joko Widodo juga mendorong pertumbuhan para penyelenggara telekomunikasi yang telah menyediakan layananbroadband.
Dukungan ini terutama dalam bentuk kepastian regulasi dalam berusaha dan menjaga persaingan secara sehat agar dapat terus memberikan layanan telekomunikasi kepada Masyarakat dengan baik.