Zeid mengatakan bahwa dia secara pribadi telah memeringatkan Suu Kyi untuk menghentikan pembunuhan tersebut dalam sebuah panggilan telepon awal tahun ini. Tapi sayangnya tidak ada tindakan yang dilakukan.
"Dia bilang 'ini mengerikan, tentu saja kami akan memperhatikan masalah ini'," katanya.
"Tapi kemudian beberapa hari setelah itu mereka mulai mempertanyakan metodologi yang telah kami pilih. Mereka mulai mempertanyakan apakah faktanya benar."
Tentu saja, Suu Kyi mungkin telah memberi menyetujui tindakan militer terhadap orang-orang Rohingya, katanya.
Dan Zeid menunjukkan bahwa dia juga mungkin bersalah karena gagal untuk bertindak.
"Ada kejahatan karena tindakan kelalaian," katanya.
"Mengingat skala operasi militer yang sudah dengan jelas terlihat, ini pastinya diambil [berdasarkan] keputusan pada tingkat yang cukup tinggi.”
"Berita-berita di media internasional dibanjiri oleh gambar-gambar desa yang terbakar, dan berbagai klaim bahwa kekejaman telah dilakukan. Jadi, tentu ada yang bisa membuat argumen bahwa ada waktu yang cukup untuk menghentikan berbagai operasi itu dan untuk melakukan sebuah penyelidikan. Tapi itu tidak dilakukan, jadi saya cukup yakin, bahwa ya, yurisdiksi masa depan di pengadilan mungkin akan menanyakan pertanyaan-pertanyaan semacam itu. "
Myanmar membantah melakukan kekejaman terhadap Rohingya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News