Australia Diminta Ikut Mengawasi Aksi Densus 88 di Papua
"Jadi saya jadi bertanya-tanya, ini bagaimana sebenarnya, [koneksi internet] betul-betul mati atau tidak?"
“Sebab di beberapa tempat seperti di depan Mapolda, di RS Dian Harapan, banyak orang berkumpul [untuk mendapatkan koneksi internet]. Kalau kita di situ, pesan-pesan WhatsApp masuk, tetapi lewat dari tempat itu ya sudah tidak bisa lagi."
Soal dugaan atas terputusnya jaringan internet ini sebelumnya juga pernah disampaikan oleh Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet).
Bersama dengan sejumlah organisasi lainnya, SAFEnet masih berusaha menyelidiki informasi dari jaringan telekomunikasi milik pemerintah dan pernyataan Kementerian Komunikasi dan Informasi.
"Setidaknya ada dua penyebab: karena Pemeliharaan Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS) segmen PT Telkom Biak-Sarmi atau karena pergeseran lapisan bumi di dasar laut. Atau karena alasan politik selain penyebab alami dan teknis?" demikian isi pernyataan yang diterima ABC Indonesia dari SAFEnet.
Menurut SAFEnet, peristiwa ini bahkan bisa dikatakan sebagai bentuk "serangan digital" jika jaringan kabel bawah laut rusak dan penanganan yang berlarut-larut disengaja, karena berdampak pada masyarakat luas di Jayapura, terutama media yang tidak bisa mengakses informasi seperti biasa.
Menurut Yuliana, kondisi di Kota Jayapura masih kondusif. Tetapi ia tidak tahu persis kondisi di wilayah-wilayah lainnya.
Situasi yang memanas di Papua
Awal pekan ini, dua personel TNI, Prada Aryudi dan Praka M Alif Nur, tewas di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua, Selasa (18/05) setelah mengalami luka tusuk di bagian kepala.