Australian Open: Caroline Wozniacki Ukir Sejarah Denmark
jpnn.com, MELBOURNE - Petenis putri Denmark, Caroline Wozniacki pernah merasakan menjadi ranking satu dunia di usia 20 tahun. Saat itu, Wozniacki menyebut enggan membebani diri untuk segera meraih titel grand slam pertamanya. Setelah tujuh tahun, barulah dia mendapatkan titel di turnamen mayor; Australian Open 2018.
Di final yang berlangsung di Rod Laver Arena, Sabtu (27/1) Wozniacki menumbangkan perlawanan ranking 1 dunia Simona Halep dalam tiga set 7-6 (2), 3-6, 6-4. Makin spesial karena victory ini sekaligus membuatnya menggeser Halep untuk kembali menduduki ranking satu dunia setelah enam tahun tak menduduki takhta tersebut.
“Saya telah memimpikan momen ini bertahun-tahun,” ucap Wozniacki dalam upacara penyerahan piala kemarin dilansir Associated Press. “Ini adalah mimpi yang menjadi nyata. Saya jarang menangis, tapi kali ini benar-benar emosional,” tambah juara WTA Final 2017 Oktober lalu tersebut.
Pasca Halep gagal melakukan pengembalian di ujung set ketiga, Wozniacki memang seketika histeris. Raket yang ada di genggamannya spontan dia buang. Dia menutupi wajah dengan kedua tangan lantas tampak menitikan air mata. Gelar ini sekaligus membuatnya menjadi petenis Demark pertama yang sanggup menjuarai ajang grand slam.
Perjalanan Wozniacki menuju gelar juara tidak mulus. Pada babak kedua dia nyaris takluk dari petenis nonunggulan asal Kroasia Jana Fett. Saat itu di set ketiga Fett mendapatkan dua kali match poin dalam kedudukan 1-5. Wozniacki bangkit dengan memenangi enam set selanjutnya. “Tidak mudah untuk berbicara saat ini. Wozniacki memang bermain lebih baik hari ini (kemarin, red),” ucap Halep.
Kekalahan ini membuat petenis Rumania tersebut gagal meraih titel grand slam pertamanya dalam tiga kali tampil di partai puncak ajang mayor. “Mungkin untuk kali keempat saya akan lebih beruntung,” ucap Halep. (irr)