Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Awan Panas Mulai Ancam Warga Magelang

Sabtu, 30 Oktober 2010 – 05:54 WIB
Awan Panas Mulai Ancam Warga Magelang - JPNN.COM
Kepulan material awan panas yang meluncur dari Merapi ke arah sungai Gendol. Merapi 29 Oktober mengalami peningkatan aktivitas luncuran awan panas. Foto: Boy Slamet/Jawa Pos
Hanya hujan abu ini tidak bisa disepelekan. Sebab, bila semburan awan panas skala besar terjadi, warga yang tinggal di kawasan rawan bencana  (KRB) III bisa terkena awan panas. Selain itu, lokasi pada radius sekitar 10 kilometer dari puncak Merapi juga cukup berbahaya menyusul status Merapi hingga kini masih awas. Intensitas semburan awan panas ini mengalir di Kali Gendol dengan jarak luncur sekitar tiga hingga 3,5 kilometer dan ketinggian sekitar 1,5 kilometer. Awan panas terlihat sangat pekat bila dilihat dari Desa Samiran, dan Desa Jrakah, Kecamatan Selo. 

Tri mengatakan, semburan awan panas diperkirakan masih terus terjadi hingga malam. Sebab, bila dilihat dari intensitas daya di perut gunung masih cukup tinggi. Catatan seismisitas di pos pengamatan, masih terus terjadi gempa guguran mencapai 87 kali. Sedangkan gempa multiphase masih mencapai 129 kali. "Gempa vulkanik B mencapai 16 kali sedangkan vulkanik A belum terjadi," terangnya.

Melihat aktivitas yang masih intens ini, diperkirakan semburan awan panas terus terjadi. Sehingga pihaknya meminta kepada masyarakat di KRB III lebih hati-hati. Pemkab setempat yang berwewenang mengevakuasi diharapkan segera mengambil langkah cepat. Petugas Pos Tempat Pengungsian Akhir (TPA) Desa Samiran, Selo Wagiran mengatakan, semburan awan panas susulan Merapi terjadi beberapa kali. Selain hujan abu, bau belerang juga sudah tercium warga di Selo. "Cukup terasa baunya Mas. Makanya warga mengenakan masker," terang dia.

Sementara itu, letusan Merapi membuat ratusan warga Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Klaten, panik. Kepanikan terjadi sekitar pukul 06.00 dan 09.00, saat letusan pertama dan kedua. Kebetulan saat itu banyak warga yang pulang dari pengungsian untuk mencari rumput bagi hewan ternak mereka. Sehingga saat terdengar letusan mereka mengurungkan niat untuk pergi ke hutan.

BOYOLALI -- Letusan susulan Merapi membuat ribuan warga Boyolali di Kecamatan Musuk dan Selo, memadati TPS. Jumlah pengungsi diperkirakan mencapai

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News