Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Awas, Ini Potensi Buruk Jika Madrasah Diniyah Tutup akibat Full Day School

Sabtu, 17 Juni 2017 – 20:02 WIB
Awas, Ini Potensi Buruk Jika Madrasah Diniyah Tutup akibat Full Day School - JPNN.COM
Kegiatan pesantren kilat yang digelar Forum Silaturahmi Bangsa (FSB) di MTs Alwathoniyah 2, Duren Sawit, Jakarta Timur. Foto: FSB for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerapkan lima hari sekolah atau full day school terus panen penolakan. Organisasi Forum Silaturahmi Bangsa (FSB) yang biasa menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan keagamaan pun menolak rencana itu.

Menurut Direktur Bidang Pendidikan FSB Ahmad Fauzan, kebijakan full day school akan mengancam keberlangsungan madrasah diniyah. Padahal, madrasah diniyah sudah eksis selama berpuluh-puluh tahun dalam memberi pelajaran keagamaan kepada generasi bangsa.

"Program full day school ini akan mematikan Madrasah Diniyah. Kita menolak kebijakan ini," ujar Fauzan melalui siaran pers FSB, Sabtu (17/6).

  Awas, Ini Potensi Buruk Jika Madrasah Diniyah Tutup akibat Full Day School

Lebih lanjut Fauzan menilai kebijakan yang digulirkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy itu bisa kontraproduktif. Bahkan, kebijakan itu jika diterapkan bisa menghilangkan pendidikan kebangsaan yang sering disisipkan di madrasah diniyah.

"Madrasah diniyah selama puluhan tahun telah mengembangkan paham Islam moderat yang kompatibel dengan paham kebangsaan dan keindonesiaan," tegasnya.

Sebagai contoh, FSB juga sedang menggelar pesantren kilat Ramadan di MTs Alwathoniyah 2, Duren Sawit, Jakarta Timur. Dalam pesantren kilat yang diikuti 150 peserta itu itu juga disisipi pesan-pesan tentang kecintaan terhadap tanah air.

Menurut Fauzan, mematikan madrasah diniyah berarti memupus generasi muslim Indonesia yang akan menjadi benteng untuk menangkal ekspansi gerakan politik transnasional yang cenderung radikal dan anti-NKRI. “Artinya, generasi muda akan dengan mudah dipengaruhi berbagai macam ajaran dan doktrin transnasional,” ulasnya.(rmo/jpg)

Rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerapkan lima hari sekolah atau full day school terus panen penolakan. Organisasi Forum

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News