Awas, Peneror Payudara Incar Mahasiswi dan Ibu Muda
Ia menjelaskan, pelaku setelah beraksi memang langsung kabur. “Jika berpapasan, pelaku akan memarkir kendaraan dan berusaha mendekati korbannya. Setelah melampiaskan keinginannya, kemudian lari dan kabur menggunakan sepeda motornya,” imbuhnya.
Menurut Slamet, pelaku juga menggunakan modus pura-pura bertanya ke korbannya. Saat korban lengah, pelaku meremas payudara korban dari belakang.
Hanya saja, kata Slamet, para korban biasanya tak bisa berbuat banyak atau langsung berteriak. Sebab, pelaku memang beraksi sangat cepat.
“Jarang sampai bisa berteriak saat kejadian. Karena kejadiannya sangat cepat. Korban biasanya baru berteriak setelah bisa lepas dari perlakukan tidak senonoh itu,” katanya.
Ramelan Sipek (40), warga RT 4 RW 14 Plaosan mengatakan, teror itu menjadi topik pembicaraan masyarakat setempat. Kini, warga pun mengantisipasinya dengan menyebar informasi melalui pesan berantai di telepon seluler.
“Setelah melakukan pelecehan, biasanya pelaku tidak akan beroperasi beberapa waktu. Tapi biasanya kambuh lagi,” ujar Ramelan.
Hanya saja, warga sudah mengantongi ciri-ciri pelaku. Yakni lelaki berusia antara 30-40 tahun yang selalu berpenampilan necis.
Saat mencari korban, pelaku biasanya menggunakan helm dan masker. “Matanya agak sipit dan jarinya agak pendek,” imbuh Ramelan.
Hal yang menyulitkan pencarian karena pelaku selalu berganti-ganti sepeda motor. Namun, merek dan jenisnya sama. Hanya warnanya yang berbeda.
“Dari kejadian yang ada, motor yang dipakai adalah motor jenis Vega warna merah, putih dan biru,” katanya.