Awas! Serangan DBD di Lebak Kian Ganas, 4 Orang Meninggal Dunia
Kondisi cuaca seperti itu berpotensi mempercepat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti sebagai penyebar virus DBD.
Karena itu, pihaknya tidak henti-hentinya menyosialisasikan dan mengedukasi pencegahan penyakit yang mematikan itu agar tidak menimbulkan kasus kejadian luar biasa (KLB).
Masyarakat juga diminta berperan aktif untuk mengoptimalkan budaya gotong royong dengan melaksanakan kegiatan kebersihan lingkungan dan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) maupun 3M.
Selain itu juga, pemberian abatesasi untuk membunuh jentik-jentik nyamuk DBD.
Sebab, tindakan pengasapan atau fogging dinilai belum efektif untuk memutus mata rantai penyebaran DBD.
"Saya yakin melalui PSN dan 3M dapat mematikan jentik-jentik nyamuk, sehingga terbebas dari penyebaran penyakit yang bisa mematikan itu," katanya.
Dia mengatakan penyebab munculnya penyebaran penyakit DBD itu karena kondisi lingkungan banyak sampah, sehingga air hujan tidak menyentuh tanah dan berkembangbiak nyamuk Aedes aegypti pada kaleng bekas, ban maupun barang bekas.
Biasanya, kata dia, penyebaran DBD itu pada lingkungan padat penduduk, seperti di 16 kecamatan itu.
"Kami minta warga waspada penyebaran DBD, karena khawatir tahun ini menjadi siklus lima tahunan, " kata Rohmat..
Selli (35) warga Rangkasbitung Timur Kabupaten Lebak mengaku anaknya yang berusia balita terpaksa dirawat inap di rumah sakit karena suhunya cukup tinggi akibat terserang DBD.
"Kami merasa lega kondisi anak balitanya kini cukup membaik setelah mendapatkan perawatan medis rumah sakit," katanya. (antara/jpnn)