Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Ayah Bacok Anak Tirinya hingga Sekarat

Selasa, 11 Desember 2018 – 04:56 WIB
Ayah Bacok Anak Tirinya hingga Sekarat - JPNN.COM
Perawat tengah memeriksa kondisi korban pembacokan ayah tirinya. Foto: metrotabagsel

Hingga pada akhirnya, sekitar empat tahun lalu, Puli dipinang oleh Martua. Dan Salsah pun tinggal dengan ibu dan ayah tirinya serta seorang anak buah hati Puli dan Martua ini yang saat ini berusia 3 tahun itu di Desa Lobulayan.

Sepekan terakhir, Salsah mengalami sakit. Dan ia pun tinggal kembali dengan sang nenek di Desa Sitaratoit. Pada Sabtu (8/12), SMH dijemput oleh orangtuanya. Dan kembali tinggal di Lobulayan. SMH tercatat sebagai murid sekolah dasar di Desa Lobulayan. Ia duduk di bangku kelas enam.

“Kalau ceritanya saya tak tahu. Tapi kata ibunya, dia mau kembali ke Sitaratoit. Kalau kau tidak betah di sini, ayo biar kuantar kau ke rumah nenekmu, kata ayah tirinya,” cerita nenek SMH, sembari menahan derai airmata.

Pada Minggu siang itu, Martua mengantarkan SMH ke rumah neneknya di Sitaratoit, melewati perkebunan salak yang menjadi pembatas kedua desa itu. Di tengah perjalanan, Martua yang saat ini belum diketahui motifnya melakukan penganiayaan dengan senjata tajam berupa parang terhadap SMH.

“Itulah dapat kabar sudah di sini. Bagaimanalah nggak menangis, dia aku yang merawatnya sejak kecil,” timpal perempuan paruh baya itu.

Puli Pulungan sendiri masih dalam keadaan syok, dan terlihat lunglai. Ibu dari SMH sekaligus istri pelaku penganiayaan ini tak dapat diajak bicara. Sementara di luar ruangan, tampak Sahlan mondar-mandir.

Sahlan merupakan buruh bangunan yang bekerja serabutan. Tinggal di Gang Aman, Kelurahan Tobat, Kecamatan Padangsidimpuan Utara, Kota Padangsidimpuan. Sahlan mengalami gangguan pendengaran. Jika mengajaknya bercerita harus menggunakan bahasa isyarat.

Dari Sahlan, diketahui, SMH sudah kehilangan sosok ayah semenjak usia sembilan bulan. Atau sejak perpisahan Sahlan dan Puli. Selama itu, kata Sahlan, ia tidak bebas menemui putrinya itu.

“Masih sembilan bulan dia, sudah dibawa ibunya lari ke rumah mereka. Saya tidak bisa ketemu anak saya. Kawin pun dia, tidak dibolehkannya aku ketemu sama anakku,” kata Sahlan.

Seorang ayah bernama Martua, 35, di Kecamatan Angkola Barat, Kabupaten Tapanuli Selatan ini, tega membacok putri tirinya, SMH, 12, dengan sadis.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close