Bahlil dan Ide soal Jokowi Sampai 2027
Yang dimaksud dengan kapitalisme semu adalah kemunculan kapitalisme di Asia Tenggara yang didominasi modal asing. Sifat semu dalam kapitalisme Asia Tenggara berasal dari fakta bahwa perkembangan kapital Asia Tenggara terbatas pada sektor fabrikan dan eksplorasi bahan mentah.
Kapitalisme Asia Tenggara disebut semu karena didominasi oleh kapitalis Tiongkok. Para kapitalis lokal di negara-negara Asean disebut semu karena mereka tidak menunjukkan semangat entrepreneurship yang gigih, tetapi lebih banyak bergantung kepada proyek-proyek pemerintah.
Kapitalis Indonesia masuk dalam kategori ini. Mereka adalah para pemburu rente (rent seeker) yang memburu proyek-proyek pemerintah sebagai sumber pekerjaan utama.
Bersamaan dengan itu, para pemburu rente ini juga memburu proteksi dari pemerintah, konsesi, lisensi, dan hak monopoli. Dalam praktiknya, kapitalisme semu ini menimbulkan berbagai bentuk penyelewengan seperti kolusi, korupsi, dan nepotisme.
Akademisi Ubedillah Badrun yang melaporkan dua anak Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep, ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengutip pandangan Yoshihara Kunio itu dalan laporannya. Dalam kategori itu, Kaesang yang menjadi pengusaha dadakan termasuk dalam kelompok kapitalis semu yang mendapat suntikan modal besar dari perusahaan pemburu rente dari pemerintah.
Menurut pandangan Yoshihara Kunio, para pengusaha Indonesia dari berbagai kelas dan golongan sampai sekarang masih masuk dalam kelompok kapitalis semu. Fenomena para pengusaha yang masuk dalam gerbong kekuasaan semakin memperkuat bukti adanya kapitalisme semu.
Para pengusaha yang sekarang menjadi pemilik partai juga menjadi bukti kuatnya kapitalisme semu di Indonesia. Fenomena 'peng-peng' penguasa-pengusaha menjadi hal yang umum.
Mereka memburu rente, proteksi, koneksi, konsesi, dan lisensi dari kekuasaan. Oleh karena itu, sangat sulit mengharapkan mereka menjadi kekuatan kelas menengah independen yang menjadi kekuatan utama demokrasi.