Bali Memikat Pebisnis Startup Dunia, Ini Alasannya
jpnn.com, JAKARTA - Mahalnya biaya operasional di Amerika Serikat membuat pebisnis startup mancanegara mulai melirik negara-negara Asia Tenggara. Selain memiliki berbagai kelebihan, biaya investasinya jauh lebih murah.
Menurut Tony Eddy, konsultan Properti dari Keller William, pangsa pasar Asia Tenggara sedang bertumbuh pesat, diiringi dengan perbaikan infrastruktur serta keberhasilan mengatasi perbedaan waktu bisnis.
Dia mencontohkan, di California pelaku bisnis pemula hanya mampu bertahan selama enam bulan dengan budget USD 500 ribu. Di Singapura, pebisnis startup bisa bernafas sembilan bulan dengan budget sama.
Sedangkan di Bali, mereka bisa bertahan dua tahun plus hiburan setiap hari, bonus pangsa pasar yang terus bertumbuh, infrastruktur makin baik, dan kelebihan lainnya.
"Karena kelebihan Bali ini membuat pebisnis startup mancanegara memilih Pulau Dewata untuk mengembangkan investasinya," kata Tony di Jakarta, Minggu (18/6)
Dia menambahkan, dibanding Jakarta, pebisnis pemula dunia lebih condong ke Bali. Sebab, kondisi Jakarta tidak sekondusif Bali. Jakarta sering terjadi demo, kondisi politik dan keamanannya juga tidak kondusif.
"Di Bali meski mau ada Pilpres atau Pilkada, masyarakatnya tidak terpengaruh. Masyarakat Bali lebih fokus bagaimana membuat wisatawan nyaman daripada memperlebar konflik," terangnya.
Dengan mulesnya pasar properti di Indonesia, lanjut Tony, Bali menjadi satu-satunya wilayah yang memenuhi syarat untuk pebisnis dunia.