Balitbang KLHK: Zylarium Bogoriense Nomor Satu Dunia
“Sebuah prestasi yang patut kita syukuri bersama, dan sebagai bukti nyata bahwa Indonesia mampu berkiprah pada tataran internasional dalam bidang pengelolaan keragaman sumberdaya hayati,” katanya.
Karya fenomenal ini ditandai prasasti deklarasi Xylarium Bogoriense Nomor 1 Dunia oleh Presiden RI. Sebagai ungkapan terima kasih dan penghargaan, KLHK memberikan tropi dan sertifikat penghargaan kepada tiga kontributor spesimen kayu terbesar dari unsur pelaku usaha, perguruan tinggi, dan pemerintah provinsi.
Tidak hanya itu, dalam waktu yang bersamaan, KLHK juga meluncurkan secara teknis Alat Identifikasi Kayu Otomatis (AIKO) berbasis computer vision dengan nama populer AIKO, bersinergi dengan LIPI melalui dukungan program Insentif Riset Sistem Inovasi Nasional (INSINAS),
Pada kesempatan itu, Dwi menjelaskan Indonesia memiliki keragaman jenis kayu yang luar biasa, sebagai salah satu kekayaan alam yang harus dikelola dengan baik. Keragaman jenis kayu perlu didokumentasikan dan dikelola secara terstruktur.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan KLHK, Dwi Sudharto (kiri) memperlihatkan sampel kayu
Hal ini disadari sejak era Belanda, yang ditandai dengan dibangunnya Xylarium Bogoriense pada tahun 1914. Saat ini Xylarium Bogoriense dikelola oleh oleh Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BLI-KLHK).
Dwi menjelaskan Xylarium adalah perpustakaan kayu sebagai dokumentasi koleksi keragaman jenis kayu Indonesia, yang bermanfaat sebagai penunjang penelitian dan sumber informasi ilmiah jenis kayu (nama lokal, nama ilmiah, keragaman jenis, dan persebaran jenis kayu) dan bahan rujukan utama dalam identifikasi kayu.