Bamsoet Harap Iran dan Amerika Serikat Capai Kesepakatan Damai
jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menyampaikan bela sungkawa kepada Duta Besar Iran untuk Indonesia, H.E. Mr. Mohammad Azad, atas wafatnya Komandan Pasukan Quds, Mayor Jenderal Qasem Soleimani akibat serangan udara yang dilancarkan Amerika Serikat. Kejadian ini bukan hanya dapat menganggu stabilitas kawasan Timur Tengah, namun juga menjadi preseden buruk bagi kemanusiaan dan kemerdekaan negara bangsa.
“Sebagai Anggota Tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa 2019-2020, serta Anggota Dewan HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa 2020-2022, Indonesia punya kepentingan menjaga dunia tetap aman dan damai. Penghormatan terhadap kedaulatan masing-masing negara merupakan kunci agar dunia tetap damai untuk ditempati. Pertikaian apalagi perang, hanya akan membuat penderitaan bagi warga dunia,” ujar Bamsoet usai menerima Duta Besar Iran untuk Indonesia, H.E. Mr. Mohammad Azad, di Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Selasa (21/1/20).
Oleh karena itu, Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menilai sangat penting bagi Amerika maupun Iran untuk kembali duduk bersama, saling membuka dialog dan membangun kesepahaman serta kesepakatan. Hal ini penting agar tidak terjadi perang terbuka yang bisa berdampak buruk terhadap kehidupan umat manusia.
“Baik Iran maupun Amerika, keduanya merupakan sahabat Indonesia. Sebagai sahabat, kita berharap keduanya bisa menahan diri. Jika seandainya ada komunikasi yang terputus atau tak bisa dijalankan antar keduanya, Indonesia siap menjadi jembatan komunikasi. Dunia kini sedang menghadapi banyak persoalan seperti perubahan iklim, kelaparan, hingga penumpukan sampah plastik di lautan. Tak perlu ditambah lagi dengan perang terbuka antar negara,” tandas Bamsoet.
Mengenai hubungan Indonesia dengan Iran, Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini juga mendorong peningkatan kerja sama, khususnya di sektor pariwisata yang punya potensi besar mendatangkan devisa bagi kedua negara, serta meningkatkan people to people contact antara warga Indonesia dengan Iran.
"Walaupun masih menggunakan visa, turis Iran ke Indonesia selalu meningkat. Sepanjang 2016-2019 saja terjadi peningkatan mencapai 11.555 wisatawan. Iran sudah memberikan fasilitas Visa on Arrival kepada warga Indonesia yang ingin berwisata ke sana. Sebaiknya Indonesia juga memberlakukan hal yang sama sehingga bisa mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan Iran mencapai 15.000 lebih di tahun 2020 ini. Selain juga mendorong target 17 juta wisatawan yang dicanangkan pemerintah bisa tercapai,” jelas Bamsoet.
Sebagai salah satu negara emerging economy, Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini melihat besarnya potensi kerjasama ekonomi yang bisa dibangun antara Iran dengan Indonesia. Terbukti dalam kunjungan Presiden Joko Widodo ke Iran pada Desember 2016 lalu, berhasil menandatangani tiga MoU. Antara lain pengembangan pembangkit antara PT PLN (Persero) dengan Mapna Group, pembelian Liquefied Petroleum Gas (LPG) antara PT Pertamina (Persero) dengan National Iranian Oil Company (NIOC), serta distribusi produk antara PT Mayora Indah Tbk dengan Nakhle Tuba Ariayi.
Selain itu, sebelumnya sejak 2007 Indonesia dan Iran punya rencana mendirikan pabrik pupuk urea dan amonia.