Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Bandara Kamil dan Pelabuhan Bergarbarata

Senin, 06 Oktober 2014 – 01:01 WIB
Bandara Kamil dan Pelabuhan Bergarbarata - JPNN.COM

Setelah Lombok, Medan, Makassar, Riau, Jambi, Palembang, Balikpapan, Denpasar semua memiliki bandara baru dan kalau pembangunan di Bandung, Semarang, Silangit, dan Banjarmasin selesai, praktis tidak ada lagi bandara di bawah BUMN yang masih "memalukan".

Minggu kemarin, dalam perjalanan menuju Waingapu, saya meninjau (lagi dan lagi) bandara baru Bali. Yang sudah seminggu tidak ke Bali sebaiknya segera ke Bali lagi. Lihatlah terminal domestiknya. Sudah seminggu ini difungsikan. Tidak lagi "nebeng darurat" di terminal baru internasional.

Lihatlah ruang check-in-nya. Terbaik di dunia sepanjang yang saya tahu. Saya lebih menyukai terminal domestik ini daripada terminal internasionalnya yang mewah itu.

Tentu saya juga berkeliling terminal internasional. Atas dan bawah. Sampai ke ruang boarding. "Ini sudah sekelas bandara Hongkong," ujar saya kepada Herry Sikado, GM Bandara Ngurah Rai, yang selama dua jam menyertai saya "olahraga pagi" jalan cepat dari terminal ke terminal.

"Yang jelas sudah mengalahkan bandara Melbourne dan Sydney," celetuk Sikado. "Saya baru kembali dari sana," jelasnya. "Nilai bandara Melbourne kira-kira 7,5. Nilai Ngurah Rai setidaknya 8,5," tambahnya.

Itu dibenarkan seorang turis asal Perth, Australia Barat. Kepada Sikado, turis tersebut mengatakan, nilai bandara Bali ini sembilan. Bahkan, mungkin sepuluh. "Bandara Perth nilainya delapan," kata turis itu.

"Revolusi" harga diri juga terjadi di pelabuhan laut. Minggu lalu, dengan agak dipaksakan, saya diminta meresmikan Terminal Penumpang Gapura Surya Nusantara, sebuah terminal modern di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, milik Pelindo III.

Saya sebut "agak dipaksakan" karena pelabuhan tersebut sebenarnya baru benar-benar selesai bulan depan. Masih ada beberapa kabel yang belum nyambung.

“SAYA pernah kehujanan saat antre imigrasi di bandara Bandung ini. Antrenya panjang sampai ke luar bangunan. "Yang mengucapkan itu bukan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close