Bandara Ngurah Rai Dibuka Kembali Pasca Letusan Gunung Agung
Bandara Ngurah Rai Bali ditutup pada hari Senin (27/11/2017) setelah letusan Gunung Agung, yang memaksa pembatalan ratusan penerbangan dan membuat ribuan penumpang telantar.
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, sebelumnya mengatakan bahwa bandara tersebut akan ditutup paling lambat hingga pukul 07:00 waktu setempat pada hari Kamis (30/11/2017).
Juru bicara Bandara Ngurah Rai Bali, Ari Ahsanurrohim, mengatakan bahwa pada Rabu (29/11/2017) pagi, abu vulkanik belum terdeteksi di bandara, namun pengamatan dari Pusat Pengamatan Abu Vulkanik Darwin menunjukkan bahwa abu tersebut telah tertiup ke arah selatan dan ke barat daya menuju bandara.
Letusan Gunung Agung telah menyemburkan abu vulkanik setinggi 7.600 meter ke atmosfer dan pihak berwenang telah memerintahkan sekitar 150.000 warga di sekitar Gunung Agung untuk meninggalkan daerah yang berada di radius 10 kilometer dari gunung api itu.
Para ahli mengatakan letusan eksplosif yang lebih besar sangat mungkin terjadi atau Gunung Agung bisa bertahan pada tingkat aktivitas seperti saat ini selama berminggu-minggu.
"Jika situasinya menjadi jauh lebih buruk, akan sangat sulit dipikirkan," kata Richard Arculus, seorang ahli gunung api di Australian National University (ANU).
"Anda memiliki konsentrasi populasi yang besar, hampir satu juta orang di Denpasar dan sekitarnya, dan sangat sulit membayangkan memindahkan orang-orang itu untuk menjauh dari kawasan tersebut.”
"Ada banyak contoh dalam sejarah di mana anda mengalami semacam kondisi seismik seperti ini - suntikan uap yang mengandung sedikit abu vulkanik, meningkatnya erupsi yang menyemburkan abu vulkanik hingga membentuk awan abu vulkanik berskala penuh yang terbang hingga menjangkau stratosfer, yang dapat menandakan sebuah peristiwa vulkanik besar."