Bandara Yogyakarta Bakal Dipindah, PHRI Gunungkidul Resah
jpnn.com - GUNUNGKIDUL – Rencana pemindahan bandara di Yogyakarta dari wilayah Sleman ke Kulonprogo ternyata membuat pengusaha hotel dan restoran di Gunungkidul resah. Pasalnya, mereka khawatir pemindahan bandara itu akan berdampak negatif pada bisnis hotel dan restoran di Gunungkidul.
Senin lalu (5/9) pengurus Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Gunungkidul mendatangi DPRD setempat. Mereka mengadukan persoalan yang akan muncul jika kelak bandara di Yogyakarta pindah ke Kulonprogo.
Ketua PHRI Gunungkidul, Karnilasari mengatakan, jarak dari kabupaten yang memiliki banyak pantai indah itu ke Kulonprogo memang lebih jauh ketimbang lokasi bandara saat ini. Artinya, kalau bandara dipindah waktu yang dibutuhkan wisatawan untuk sampai di Gunungkidul semakin lama,” keluhnya.
Selain itu, katanya, ada persoalan serius yang harus direspons pemerintah. Yakni terkait infrastruktur jalan ke Gunungkidul yang terbatas sehingga sering terjadi kemacetan.
Selain itu, bisnis di Gunungkidul juga tak berkembang pesat dibandingkan daerah lain di Yogyakarta. Terutama karena masalah perizinan masih berbelit.
Karenanya ia berharap sejumlah persoalan yang ada mendapatkan perhatian dari pemerintah, sehingga sektor wisata Gunungkidul bisa jadi andalan. Jika respons lambat, kenyamanan pengunjung akan terganggu.
Sementara itu, anggota PHRI Gunungkidul Slamet mengatakan, buruknya penataan kawasan pantai juga berpengaruh terhadap iklim pariwisata. Hingga sekarang, masih banyak kawasan pantai terlihat kumuh.
“Bisa lihat di Pantai Baron, semrawut. Saya berharap ada penataan biar lebih rapi dan bersih,” pinta pemilik penginapan di Pantai Baron, Desa Kemadang, Tanjungsari ini.