Bang Reza Menganalisis Tanda Penuaan pada Wajah Jokowi yang Sangat Kentara
Selanjutnya, tutur pria asal Rengat, Indragiri Hulu, Riau itu, celah antara leher dan kerah depan juga tak ada lagi akibat kulit leher yang mengendur.
'Warna rambutnya antara 2014 dan 2019 memang tetap sama. Tetapi kita bisa tebaklah; seperti banyak dilakukan lansia lainnya, itu rekayasa zat pewarna, hehehe," tulis Reza.
Dari sisi panca indera, kata dia, setidaknya Jokowi sampai sekarang tetap tak berkacamata. Walau berkas menggunung di atas meja, tetapi Presiden Ketujuh RI itu sepertinya tetap rajin mengonsumsi vitamin untuk matanya.
Menurut peraih gelar MCrim (Forpsych-master psikologi forensik) dari Universitas of Melbourne, Australia itu, tanda-tanda tersebut bukan hanya akibat pertambahan usia. Khusus bagi presiden, ada accelerated aging theory.
Baca Juga: Habib Rizieq Bebas Juli, Ruhut: Masih Panjang
Teori itu menurutnya menjelaskan bahwa beban sebagai kepala negara, dengan stres berlipat ganda, dipandang sebagai penyebab mengapa proses penuaan itu berlangsung lebih kencang pada presiden.
"Bahkan, untuk setiap satu tahun yang dilalui presiden, dampaknya terhadap penuaan adalah setara dengan dua tahun," sambungnya.
Namun, Reza meminta stresnya Jokowi jangan buru-buru dipandang negatif. Sebab, presiden memang harus stres, karena itulah wujud betapa mantan wali kota Surakarta itu memasukkan berbagai persoalan secara serius ke dalam hatinya.