Bangun Nation Branding Presidensi G20, Kominfo Optimalkan Komunikasi Publik ke Media Luar Negeri
Isu ini menurun Usman perlu dikelola dengan baik agar pemberitaannya.
“Pemberitaannya positif atau setidaknya netral ataupun berimbang bagi Indonesia (menyikapi Rusia dan Ukraina) begitu. Dan ini saya kira tantangan-tantangan dan sekaligus peluang bagi Indonesia untuk menunjukkan leadershipnya untuk menunjukkan kepemimpinan, untuk menunjukkan presidensinya bahwa kita bisa mengelola dinamika yang terjadi di dalam konteks geopolitik,” ujar Usman.
Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah menambahkan, pemerintah harus kreatif, mengemas isu-isu G20 menjadi informasi yang menarik sehingga memantik ketertarikan media-media internasional.
Berbagai strategi komunikasi publik, seperti pemanfaatan platform-platform digital menurutnya harus dilakukan secara optimal.
“Kita harus semakin sering berinteraksi dengan media, agar mereka tertarik untuk terus memberikan pemberitaan terhadap G20. Bisa juga kita mengoptimalkan peran Kantor Perwakilan di masing-masing negara peserta G20 untuk menjadi corong komunikasi kita agar media luar meliput kegiatan dan isu-isu yang berkembang selama perhelatan presidensi G20,” ujarnya.
Di lain pihak, Head Editor The Jakarta Post, Tama Salim dan Correspondent Al-Jazeerah Jessica Anne Washington mengapresiasi langkah Kominfo dalam melakukan International Communication dan Public Outreach yang berisi strategi komunikasi G20 untuk menarik minat media asing.
Semakin sering Pemerintah berinteraksi dengan media, khususnya media asing dalam konteks G20, akan semakin dapat menjangkau pembaca di berbagai segmen.
“Karena masing-masing media memiliki karakter dan memiliki pasar informasi tersendiri. Semakin banyak media yang dilibatkan, akan semakin banyak daya jangkau pembaca akan informasi G20,” ucap Tama.(chi/jpnn)