Banjir Jakarta Surut, Pintu Air Manggarai Jadi Pemancingan
Rata-rata para pemancing bisa menghabiskan waktu tiga hingga lima jam untuk memancing. Mereka duduk di pinggiran kali tak jauh dari jembatan, tempat yang banyak ikan berkumpul.
Berbeda dengan suasana di kolam pemancingan, para pemancing disediakan tempat duduk, atau membawa tempat duduk sendiri dan ada atap berlindung.
Pemancing di Pintu Air Manggarai duduk dengan alas seadanya, bahkan ada yang menjadikan helm sebagai tempat duduk saat memancing.
Jika ikan lagi banyak, dalam waktu satu jam sudah ada ikan yang terpancing. Pemancing menggunakan umpan seadanya seperti cacing dan belalang.
"Mancing di Pintu Air Manggarai cukup bermodalkan kopi segelas dan rokok sudah bisa bawa ikan pulang, gratis pula," kata pemancing lainnya.
Menurut Ripaldi (21) petugas Penyedia Jasa Layanan Orang Perorangan atau PJLP dari Unit Pelaksana Kebersihan (UPK) Badan Air SDA DKI Jakarta, Pintu Air Manggarai tidak hanya jadi tempat mengatur lalu lintas air dan pembersihan sampah tapi juga jadi tempat warga berkumpul untuk memungut plastik dan juga memancing.
"Kalau musim banjir lebih ramai lagi, biasanya mereka ngambil plastik dan juga mancing, pintu air terbuka untuk warga mana saja," kata Ripaldi. (ant/dil/jpnn)