Bank BTN Tawarkan Aset Properti Murah Lewat Investor Gathering
jpnn.com, JAKARTA - Bank BTN menggelar Investor Gathering bertajuk 'Properti Murah di Era New Normal' guna membantu para investor dan pelaku usaha menginvestasikan dananya untuk aset yang tepat.
Acara tersebut mempertemukan kurang lebih ratusan investor di seluruh Indonesia, baik dari developer, agen penjualan properti, investor properti dan lain sebagainya untuk menambah portofolio asetnya dalam bentuk properti yang nilai berpotensi tumbuh.
“BTN memberikan peluang bagi para investor untuk membeli ataupun mengelola aset-aset dari BTN menjadi aset yang produktif dan bermanfaat serta bisa mendukung program pemerintah menggerakkan perekonomian nasional,” ujar Direktur Utama Bank BTN, Pahala Nugraha Mansury, Kamis (30/7).
Investor Gathering yang digelar BTN juga bertujuan untuk menggalang penjualan aset para debitur Bank BTN yang tidak 'performing', sekaligus sebagai salah satu strategi untuk mendorong pemulihan aset korporasi, yang tidak produktif menjadi aset yang produktif menghasilkan profit, baik ke BTN maupun ke investor baru.
“Aset tersebut berupa tanah, resort/kondotel, perkantoran, apartemen, gudang, perumahan, hingga pabrik yang dapat dikelola atau dijual kembali oleh para investor, harga yang kami tawarkan ke investor sangat miring, karena hanya harga pokok dengan bunga yang bisa dinegosiasikan atau negotiable sehingga menarik untuk investor,” kata Pahala.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Remedial and Wholesale Risk Bank BTN, Elisabeth Novie Riswanti menjelaskan setidaknya ada 1.831 aset dengan nilai total sekitar Rp 6,06 triliun yang ditawarkan BTN.
Baik berupa proyek perumahan, proyek apartemen, rumah, kost atau kontrakan, perkantoran, unit apartemen, pabrik, ruko, hingga gudang yang tersebar di Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi.
Dalam e-book yang dibagikan kepada Investor memuat informasi lengkap mengenai jenis properti, luas tanah/bangunan, lokasi dan informasi lainnya termasuk dokumen, harga jual, nilai appraisal termasuk nilai pasar dan nilai likuidasi, sisa kredit, denda dan lain sebagainya secara transparan.