Bank Dunia Sebut Indonesia Kekurangan SDM bidang IT, Setahun Butuh 600 Ribu Talenta Digital
Namun, kata dia, semua kebutuhan digital itu baru bisa dijalankan dengan persiapan SDM
“Tanpa kesiapan SDM, ruang digital justru berpotensi digunakan untuk tujuan penyebaran konten negatif seperti penipuan daring, perjudian, prostitusi online, disinformasi atau hoaks, pencurian data pribadi, perudungan siber (cyberbullying), ujaran kebencian (hate speech), penyebaran paham radikalisme/terorisme di ruang digital, dan sebagainya, ” imbuh Johnny.
Menteri asal Nusa Tenggara Timur (NTT) tersebut mengatakan pandemi COVID-19 telah membawa dampak besar terhadap kehidupan di berbagai lini sehingga mendorong semua orang beraktivitas, berinteraksi, dan bermigrasi ke ruang digital.
"Guna menjadikan momentum pandemi COVID-19 sebagai titik lompatan besar yang strategis menuju Indonesia Maju, Bapak Presiden Joko Widodo telah memberikan arahan terkait Akselerasi Transformasi Digital Nasional. Melalui arahan ini, diharapkan seluruh komponen bangsa bisa memperkuat kolaborasi untuk terus mendorong digitalisasi nasional," sambung Johnny.
Menteri Johnny sadar kebutuhan akan talenta yang begitu besar ini sehingga Kementerian Kominfo menggunakan pendekatan komprehensif yang mencakup tiga tingkatan kecakapan digital.
Di level advanced atau tingkat lanjutan, program Digital Leadership Academy (DLA) diinisiasi untuk meningkatkan kapasitas pembuat kebijakan digital (digital decision maker) baik di sektor publik maupun privat.
Program ini ditujukan untuk 300 leaders dan dilakukan secara daring, mengingat situasi pandemi Covid-19, dengan menggandeng pusat-pusat pengembangan ekosistem digital global di Tiongkok, India, Singapura, Estonia, Amerika Serikat, dan sebagainya.
Kemudian di tingkat menengah (intermediate digital skill), kementerian menggelar program Digital Talent Scholarship (DTS) untuk pelatihan teknis bagi para angkatan kerja muda, lulusan baru, profesional, dan elemen masyarakat lainnya.