Banyak Bencana, Pasar Furnitur Lesu
Rabu, 07 Oktober 2009 – 17:25 WIB
Sementara, Ketua Umum Asmindo Ambar Tjahyono menuturkan, kinerja ekspor mebel Indonesia pada triwulan ketiga tahun 2009 menurun sekitar 30 persen apabila dibandingkan periode sama tahun 2008. “Tapi, hingga akhir 2009 kami prediksi kontraksi hanya akan minus 10 persen karena adanya TEI 2009 pada bulan Oktober 2009 nanti. TEI itu menjadi harapan bagi kinerja ekspor furnitur dan kerajinan Indonesia,” kata Ambar.
Menurutnya, dengan minus 10 persen, Asmindo ingin membuat trade expo yang digelar pada bulan Oktober 2009 mendatang akan mampu menyedot para importir dari negara asing. “Kami sudah mengunjungi beberapa negara Eropa untuk bertemu dan berdialog dengan para buyer. Dari hasil pertemuan tersebut, kita semua menyepakati agar pemerintah dapat menurunkan bea masuk (BM) sehingga lebih rendah atau jika perlu dihapuskan hingga nol persen,” ungkapnya.
Dengan menurunnya BM mebel tersebut, maka dipastikan akan mampu mendorong nilai ekspor Indonesia. “Pada tahun 2011, kami mentargetkan nilai ekspor akan melonjak hingga 12 persen,” paparnya. Ditambahkan, saat ini nilai ekspor Indonesia ke Eropa telah mencapai € 20 miliar, di mana sekitar € 800 juta berasal dari transaksi perdagangan hasil kerajinan. Dijelaskan, hingga saat ini negara tujuan utama ekspor Indonesia khususnya untuk industri mebel dan kerajinan adalah negara Eropa mengingat kondisi perekonomian Amerika Serikat (AS) hingga saat ini belum stabil. (cha/JPNN)