Banyak Pelajar Ditangkap, Komnas PA: Jangan Eksploitasi Anak dalam Kegiatan Politik
jpnn.com, JAKARTA - Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) prihatin karena banyak pelajar yang ditangkap polisi terlibat demo rusuh pada Kamis (8/10) dan Selasa (13/10) lalu.
Komnas PA pun menyerukan agar tidak ada anak yang diekspolitasi dalam kegiatan politik.
“Sangat memprihatinkan anak-anak berstatus pelajar itu disinyalir didatangkan dari berbagai daerah untuk saling lempar dengan aparat keamanan dalam aksi demonstrasi untuk menciptakan situasi memanas dan gaduh,” kata Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait, dalam keterangannya, Rabu (14/10).
Menutut Arist, Komnas PA mendapati fakta bahwa sepanjang aksi demo menolak UU Cipta Kerja ditemukan ribuan anak yang tidak mempunyai kepentingan ikut dalam demostrasi tersebut di berbagai daerah.
Di DKI Jakarta misalnya, ditemukan fakta aparat keamanan mengamankan ratusan pedemo berstatus pelajar dari berbagai titik seperti di depan Istana, Harmoni, Pasar Senen, Jembatan Layang Pasar Rebo, dan Bundaran HI.
Demikian juga di Medan, Sumatera Utara, ditemukan ratusan pelajar di tengah-tengah demonstrasi menolak UU Cipta Kerja yang dianggap merugikan masyarakat buruh di Indonesia bentrok dengan aparat keamanan. Begitu juga di Makassar, Bandung dan Pontianak.
Arist menuturkan, banyak anak-anak yang diamankan aparat kepolisian sebelum sampai pada arena domonstrasi mengaku bahwa mereka dikerahkan melalui pesan berantai menggunakan media sosial. Mereka juga tidak tahu apa yang diperjuangkan.
"Kami hanya diperintahkan berkumpul di satu tempat lalu disediakan kendaraan dan ada juga yang harus berjuang menumpang truk secara berantai," kata Arist meniru pengakuan seorang anak yang diamankan di Polda Metro Jaya.