Banyuwangi Semakin Ngetop dan Masuk Top 10 Indeks Wisata Indonesia, Nih Sebabnya
Kebersihannya sangat bagus. Pukul 06.00 sudah bersih. Kulinernya juga hidup. Kesenian tradisi “Gandrung Sewu” juga terus berkembang dan mengalami kemajuan yang bermakna.
“Kalender of event sudah ditetapkan di awal tahun, selama setahun penuh 52 minggu berturut-turut, tanpa jeda dan tidak ganti-ganti skedul,” papar dia.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, penilaian itu memacu daerahnya untuk terus berbenah. "Kami bersyukur karena dinilai cukup baik dalam mengembangkan pariwisata. Apalagi dari Top 10 ini, mayoritas adalah kota besar yang pariwisatanya sudah terkenal maju dan menjadi destinasi unggulan," ujar Anas.
Dia menambahkan, salah satu faktor terpenting dalam pengembangan pariwisata adalah partisipasi publik. Di Banyuwangi, partisipasi berkembang.
Kelompok anak muda mengembangkan wisata di kampung-kampung, seperti hutan pinus Songgon, wisata sejarah Kampung Temenggungan, wisata kopi Gombengsari, desa wisata Banjar jelajah budaya Desa Adat Kemiren, dan Bangsring Underwater.
"Partisipasi ini yang tidak ternilai. Artinya rakyat merasakan dampak langsung pariwisata terhadap kesejahteraannya, sekaligus mampu membentuk budaya aman, ramah, dan toleran di lingkungannya masing-masing," papar Anas.
Mantan anggota DPR itu menambahkan, pengembangan sektor pariwisata bukan hanya sekadar "gaya" semata, tapi juga karena efektivitasnya dalam menggerakkan perekonomian masyarakat. Pariwisata adalah sektor yang paling murah dan cepat dalam memberikan dampak perekonomian.
Gampangnya, hari ini promosi, sebulan kemudian ada orang datang dan langsung menghasilkan transaksi seperti jasa transportasi, kuliner, dan hotel. "Pariwisata juga ikut mengatrol produksi barang dan jasa, termasuk agribisnis yang menjadi urat nadi perekonomian masyarakat kami," tuturnya.