Barang Titipan
Oleh: Dahlan IskanLalu saya melekaskan langkah menuju bus. Pintu sudah tertutup kembali. Mesin tetap berbunyi. Saya ketok pintu itu. Tak ada jawaban.
Mungkin sopirnya ke toilet. Toh mesin masih menyala.
Saya mengenal baik bus Saptco. Terkenal di Arab Saudi. Lama sekali saya tunggu di dekat bus. Tidak ada juga orang muncul.
"Di mana sopirnya?" tanya saya kepada sopir truk asal Bangladesh yang mau beli kopi.
"Mungkin tidur. Ini bus untuk angkut karyawan," tambahnya. Rupanya ia melihat saya membawa tas.
Ternyata bus itu bukan penyelamat. Saya kembali duduk di "pujasera" rest area padang pasir itu.
Satu jam berlalu. Mesin bus tetap menyala. Terdengar suaranya. Sopirnya tiada. Dua jam berlalu. Tiga jam. Mesin tetap menyala.
Saya pun mulai mengail di padang pasir. Setiap ada mobil datang, untuk membeli makanan, saya lemparkan umpan: boleh ikut?