Batam Diserbu Wisman Religi Asal Singapura
“Ini peluang besar untuk Batam. Umat Budhist Singapore bisa melakukan banyak hal di Batam yang tidak bisa dilakukan di negaranya,” papar HM Sani didampingi Kepala Dinas Pariwisata Kepulauan Riau Guntur Sakti.
Faktanya, menurut Sani, Batam masih menjadi magnet bagi warga Singapore. Wisata religi yang dilakukan 197 umat Budhist Singapore adalah buktinya. Sejak Sabtu (13/2), ratusan umat Budhist ini leluasa melakukan banyak hal yang tak bisa dilakukan di negaranya.
“Mereka melakukan Fang Sen. Itu ritual melepas makhluk hidup ke alam bebas. Hari ini, ada ratusan kura-kura, burung merpati dan ikan yang dilepas ke alam bebas. Dan malam ini, mereka berencana melepas 200 lentera udara di kawasan wisata Ocarina Batam Center,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kepulauan Riau Guntur Sakti.
Menurut Guntur, kegiatan melepas makhluk hidup serta lentera udara sangat dilarang di Singapore. Tapi di Batam, umat Budhist Singapore bisa dengan leluasa melakukannya.
“Bagi mereka ini adalah kebajikan untuk alam semesta. Dan pemerintah daerah harus berpartisipasi di dalamnya karena jarak Singapore dan Batam hanya 20 km dengan waktu tempuh perjalanan hanya 30 menit. Kami harus bisa melayani tamu-tamu tadi dengan sepenuh hati,” paparnya.
Untuk umat Budhist Singapore, Batam menyediakan Vihara Samudra Dharma, Tiban Mentarau, iban Indah, untuk beribadah. Setiap bulannya, ada 800 hingga 1.000 pengunjung baik dalam maupun luar negeri berkunjung ke sana.
Di Vihara Samudra Dharma yang dibangun di lahan 1.500 meter persegi ini, juga dibangun patung Dewi Kwan Im setinggi 10 meter. Untuk mendukung keindahan wisata, pihak pengelola vihara juga telah membangun 12 shio yang berlokasi di luar vihara.
“Semua orang boleh masuk. Disitu juga dibangun shio-shio bagi pengunjung yang ingin berfoto,” katanya.(dkk/jpnn)