Batu Akik Itu Bukan Beras yang Dibutuhkan Terus
Orda, salah satu pedagang batu akik di Paddy Market menilai turunnya nilai jual batu akik karena peminat batu alam itu sudah memiliki koleksi cukup banyak. Sehingga para pedagang di kawasan itu tinggal mengandalkan pendatang dari luar daerah saja.
"Pas banyak kegiatan nasional itu kita sempat rame juga di sini, banyak pendatang yang cari batu Ereka dan batu aspal, karena memiliki corak khas," jelasnya.
Makanya Orda sangat berharap agar ada peran serta pemerintah untuk membantu memulihkan kembali pasar batu akik yang juga menjadi mata pencarian kebanyakan orang.
"Kalau bisa sering-sering saja ada acara yang mendatangkan orang luar kesini biar kita bisa bangkit seperti dulu lagi," ujarnya.
Cara lain yang bisa dilakukan pemerintah menurut dia dengan menggelar festival batu akik.
Kelesuan pasar batu akik ternyata tidak hanya terjadi di Kendari atau di Sultra. Hal serupa juga dialami oleh pedagang di semua daerah di Indonesia. Itu artinya tren batu akik memang sudah meredup. Animo masyarakat terhadap batu yang sebagian dianggap sakti itu sudah berkurang. Namun sebagian pedagang masih meyakini bisnis tersebut dan tetap bertahan dalam aktivitas itu sehari-harinya.
Kelesuan akan animo batu akik juga dibenarkan seorang kolektor batu mulia ini, Aladin. Pria yang juga anggota DPRD Kota Kendari itu mengaku sebagai pecinta batu akik, melihat turunnya pamor batu akik lebih disebabkan oleh tidak adanya jenis batu terbaru yang menarik minat masyarakat dan bukan karena pemerintah yang tidak menggelar festival promosi batu permata itu.
Dulu, kata dia warga selalu dibuat penasaran dengan berita tentang batu unik dari berbagai daerah di Indonesia. Kini semua jenis batu populer telah dikoleksi oleh peminatnya.