Batu Akik Khas Malinau Dinamai Ubut Bong
jpnn.com - TANJUNG SELOR – Demam batu akik menyebar ke seluruh daerah di Indonesia. Tidak terkecuali di wilayah perbatasan RI-Malaysia seperti Kabupaten Malinau. Di daerah ini, batu akik memiliki nama ubut bong.
Demi mengenalkan kepada masyarakat luas, ubut bong atau batu akik khas Kabupaten Malinau dijadikan sebagai cenderamata resmi saat pelaksanaan Jambore Kader PKK se-Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara).
“Adanya akik ini bisa jadi sumber pendapatan bagi masyarakat. Batu ini diberi nama Ubut Bong. Namun sesuai arahan Bupati Malinau bahwa jangan menjual bongkahannya, tetapi yang sudah menjadi kerajinan dalam hal ini cincin,” kata Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Malinau, Ny. Ping Ding Yansen dilansir Bulungan Post (Grup JPNN.com), Jumat (17/4).
Mengenai nilai harganya, diakui Ping, tak mengetahui pasti berada di kisaran berapa. Meski demikian, akik khas Malinau ini dapat memperkenalkan hasil olahan hingga ke luar daerah. Jenis batu akik ini ditemukan pertama kali di Desa Data Dian, Kecamatan Kayan Hilir, Kabupaten Malinau. Data Dian merupakan desa terpencil yang jauh dari perkotaan dan berbatasan dengan Malaysia.
Untuk mencapai ke desa tersebut hanya menggunakan transportasi udara. Tapi itu hanya sampai di bandara saja, karena untuk menuju desa Data Dian yang dihuni kisaran ratusan penduduk harus gunakan perahu. Batu akik yang diberikan kepada istri Pj Gubernur Kaltara, bukan satu-satunya khas Malinau. Masih ada jenis lain yang berada dari Malinau.
“Ada jenis lain, tapi saya kurang tahu namanya. Batu itu memiliki serat-serat batang pisang di dalamnya. Semoga batu khas Malinau ini dapat dikenal masyarakat dari luar,” kata istri Bupati Malinau Yansen TP itu.
Untuk memberikan pendapatan lebih kepada masyarakat Malinau, pengrajin tersebut diberikan pelatihan dan pembinaan. Hal itu agar dapat mengolah menjadi bentuk yang menarik dan bisa dipasarkan ke luar daerah. (*/uno/jpnn)