Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Batu Ganjar

Oleh: Dahlan Iskan

Selasa, 15 Februari 2022 – 08:08 WIB
Batu Ganjar - JPNN.COM
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Ketika kuliah di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Imam menjadi aktivis mahasiswa. Ia pernah duduk sebagai ketua PMII cabang Yogyakarta –organisasi mahasiswa NU. Ia juga menjadi pemimpin redaksi majalah kampus, Arena.

Kiai Imam, kini berumur 59 tahun. Pembawaannya tetap: kalem, pendiam, rendah hati.

Dia tergolong jarang bicara –kalau tidak diminta. Namun, hatinya teguh, apalagi kalau harus membela rakyat kecil yang termarjinalkan.

Dia juga dikenal sebagai kiai yang nyaris zuhud –tidak tertarik uang dan kekayaan. Juga jabatan.

Kiai Imam pernah duduk sebagai pengurus di PBNU, tidak lagi sekarang. Akan tetapi, Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin memintanya menjadi salah satu staf khususnya.

Empat hari lalu Kiai Imam bertemu Gubernur Ganjar Pranowo. Bersama dengan tim dari Komnas Hak Asasi Manusia.

Kiai Imam diminta pendapat. "Saya sarankan agar beliau ke Wadas. Secara pribadi. Untuk mencairkan suasana. Tidak usah bicara persoalan dulu. Yang penting cair dulu," ujarnya.

Kiai Imam menemukan alasannya. "Anggap saja ke Wadas untuk melayat. Kebetulan kiai di desa itu meninggal dunia. Belum tujuh harinya," ujarnya.

Soal Wadas ini memang persoalan berat bagi Ganjar. Ia bisa kejepit antara kepentingan pusat dan desa. Antara bisnis dan aspirasi. Antara siapa yang mendapat proyek dan siapa yang harus dibela.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News