Bawaslu Terkesan Tebang Pilih Tertibkan Atribut Kampanye
Aturan soal APK sangat ketat. Bukan hanya di jalan utama saja, bahkan sweeping sampai di kampung-kampung.
Itulah yang membuat banyak caleg merasa sulit untuk berkampanye. "Mengandalkan medsos tidak bisa, iklan di media baru boleh seminggu sebelum coblosan, APK disikat habis, terus mau sosialisasi gimana?" kata Aden Darmawan, caleg Gerindra yang juga wakil ketua DPRD Surabaya.
"Selain itu, sering dirusak. Lapor ke Bawaslu, malah jadi rumit," tambahnya.
Selain itu, seorang anggota tim sukses caleg DPR RI curiga bahwa Bawaslu tebang pilih. "Lihat saja di Surabaya. Baliho yang lain dirusak, tapi yang bertahan tinggal nama-nama besar," ucapnya.
Dia kemudian menyebut baliho Abraham Sridjaja, Adies Kadir, Bayu Airlangga, dan beberapa nama lain lagi yang masih utuh. Sementara itu, baliho nama-nama tenar lainnya tidak terlihat.
Misalnya, baliho Bambang D.H., Puti Guntur Soekarno, Indah Kurnia yang seperti "hilang". "Saya curiga, ini tebang pilih. Indikasinya terang. Yang disisain ya nama itu-itu saja balihonya," tambahnya.
Secara terpisah, terkait tudingan tebang pilih, Ketua Bawaslu Surabaya Hadi Margo berkelit. Dia malah melemparkan kepada rekannya.
"Sebaiknya tanyakan saja ke Pak Usman," elaknya. Ketika ditanya bahwa keluhan itu disuarakan banyak caleg, lagi-lagi Hadi Margo tak menjawab substansial. "Ya, ya nanti saja. Saya masih nyetir," katanya. (deb/nas/c6/ano/jpnn)