BBM Turun, Harga Sembako Tetap Mahal
“Kalau beras 64 ini berasal dari Kota Padangsidimpuan, harganya jauh lebih murah dari Silatihan dan Siporang, yakni Rp37 ribu per tabung. Jadi naik turunnya harga beras tidak selalu dihubungkan dengan harga BBM, sebab jika musim panen tiba harga beras pun biasanya turun," jelasnya sambil melayani pembeli.
Sementara itu penjual tahu, Yuni (35), mengaku, dagangannya yang berbahan baku kacang kedelai itu, juga tidak mengalami penurunan. Bahkan, harga bahannya sudah lebih dulu naik sebelum harga BBM naik.
Untuk empat potong tahu ukuran kecil, Yuni menjualnya dengan harga Rp1.000 begitu juga dengan tempe untuk satu potong yang sudah dibungkus plastik, ia menawarkannya dengan harga yang sama.
“Dari sebelum naik, hingga naik sampai turun lagi, harga tahu dan tempe masih segitu saja, tidak ada penurunan atau kenaikan, malah yang ada harga kacang kedelainya yang naik. Mau dinaikkan, takutnya banyak pembeli yang menolak,” ujarnya dan mengaku terkendala dengan harga pedagang lainnya yang sejenis.
Masih di seputaran pasar yang sama, penuturan Panusunan Batubara (34), pedagang gula merah (Aren, red) dan berbagai jenis kacang-kacangan ini menjelaskan, pasca pihak pemerintah menurunkan harga BBM, ternyata tidak berdampak terhadap turunnya harga barang dagangannya.
Dijelaskannya, untuk harga gula merah per kilogram mencapai Rp15 ribu, kacang kedelai Rp9 ribu, kacang merah Rp12 ribu, kacang tanah Medan Rp20 ribu, kacang tanah kampung Rp18 ribu, kacang hijau Medan Rp19 ribu, kacang hijau kampung Rp17 ribu, pulut Rp68 ribu per tabung.
“Memang untuk kacang tanah dan kacang hijau ada dua jenis, yaitu Medan dan Kampung, kalau harganya lebih mahal yang Medan dikarenakan bahannya diimpor," pungkasnya.
Seperti diketahui harga premium yang sebelumnya sempat mengalami kenaikan hingga Rp8.500 per liter kini turun menjadi Rp7.600. Solar dari Rp7.500 menjadi Rp7.250 per liter. (yza)