Beban Promosi dan Marketing GOTO Dipangkas, Nilai Transaksi & Pelanggan Naik
”Sepanjang tiga kuartal pada 2022 saja, promosi GOTO terhadap size platformnya telah menurun sebesar -220 bps, sementara Grab mengalami penurunan yang lebih tajam sebesar -270 bps. Memang untuk memberikan benchmark apple-to-apple cukup rumit karena kita juga perlu mempertimbangkan bahwa operasional Grab mengandalkan pengiriman, mobilitas dan fintech, sementara GOTO memiliki portofolio yang lebih lengkap dengan adanya bisnis e-commerce,” sambungnya.
Meski begitu, mengingat kelengkapan ekosistem GOTO yang tak tertandingi, lanjut Andrew, maka harus menguntungkan perusahaan untuk meningkatkan monetisasi lebih lanjut.
”Dengan memiliki portofolio yang komprehensif di seluruh ekosistem digitalnya, kami yakin GOTO jauh lebih baik dalam menjaga loyalitas pelanggan,” tegasnya.
Selain efisiensi biaya promosi dan marketing, GOTO juga merealisasikan optimasi biaya dari perampingan struktur organisasi sehingga diyakini Andrew bisa lebih gesit dan produktif.
Pada November 2022, GOTO mengikuti pendekatan pengoptimalan biaya opex terutama melalui perampingan jumlah karyawannya.
”Dengan mempertimbangkan langkah-langkah perampingan jumlah karyawan pada November 2022 dan Maret 2023, kami perkirakan GOTO dapat menghemat Rp 91 miliar/bulan atau Rp 274 miliar/kuartal dan Rp 1,1 triliun/tahun. Perhatikan bahwa ini tidak termasuk pesangon, yang dapat menyebabkan hasil menjadi lebih konservatif, namun tetap memiliki dampak yang cukup besar terhadap arus kas operasi perusahaan,” papar Andrew.
Terpisah, Direktur Keuangan Grup GoTo, Jacky Lo mengatakan, upaya mendorong penghematan beban serta pengurangan biaya telah menciptakan perbaikan indikator profitabilitas lebih cepat dari perkiraan.
GoTo menurutnya berada dalam jalur yang tepat untuk mencapai EBITDA disesuaikan (Adjusted EBITDA) yang positif pada kuartal keempat 2023.