Bebas Wuhan
Oleh Dahlan IskanRupanya ada persyaratan tidak resmi untuk bisa melakukan lockdown: suasana harus mencekam dulu.
Tidak bisa ketika orang masih happy-happy, masih berani kumpul-kumpul tiba-tiba di-lockdown. Begitulah di Wuhan.
Setelah Imlek suasana Wuhan memang sudah sangat mencekam. Yang sakit tidak mendapat tempat di rumah sakit: penuh. Yang meninggal tidak bisa mendapat peti mati: habis. Yang sudah mati tidak bisa dikubur atau dikremasi: tempat pembakaran mayat pun tidak cukup.
Sedang di Jakarta, suasananya belum mencekam.
Cobalah lakukan lockdown di Jakarta sekarang: pasti ambyar! Terutama karena begitu banyak orang miskin: dapat penghasilan dari mana? Dapat makan dari mana?
Kelak, kalau suasana sudah mencekam barulah memenuhi syarat untuk lockdown. Tidak akan ada lagi yang berpikir dari mana dapat penghasilan. Tidak ada lagi yang bingung dari mana dapat makan.
Semua orang bingung sendiri-sendiri: lari-lari mencari rumah sakit. Yakni untuk mengantarkan orang tua atau suami atau anak ke rumah sakit. Apalagi kalau sudah lari ke rumah sakit mana pun hanya menemukan pengumuman: RS sudah penuh sesak.
Orang juga bingung mencari penggali kubur. Apalagi kalau penggali kubur pun sudah tidak ada. Atau sudah kewalahan.