Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Beda Sikap Susi Pudjiastuti dengan Pemerintah soal Natuna

Senin, 20 Januari 2020 – 19:11 WIB
Beda Sikap Susi Pudjiastuti dengan Pemerintah soal Natuna - JPNN.COM
Susi Pudjiastuti. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengaku tidak setuju dengan rencana pemerintah Indonesia mengirimkan ratusan nelayan asal Pantai Utara (Pantura), untuk berlayar di perairan Natuna.

"Saya tidak setuju. Ada yang bilang, kalau mau aman, ya diisi nelayan banyak-banyak. Bukan itu," kata Susi saat menjadi pembicara di sebuah diskusi 'Sengketa Natuna dan Kebijakan Kelautan' di kantor PKS, Jakarta Selatan, Senin (20/1).

Susi beralasan, kapal asal Pantura yang mau dikirim ke Natuna memiliki cantrang sebesar 6 kilometer. Di sisi lain, sebagian kecil Laut Natuna yang mempunyai kedalaman lebih dari 60 meter. Hal itulah yang mendasarinya tidak setuju pengerahan nelayan Pantura ke Natuna.

"Cantrang kan panjang talinya 6 kilometer. Pasti besar. 60 meter kedalaman (Laut Natuna), ya habis juga. Saya pikir itu kurang bijaksana akhirnya menimbulkan protes juga dari masyarakat Natuna," ungkap Susi.

Selain itu, narasi mengirimkan nelayan Pantura ke Natuna tidak tepat. Pemerintah beralasan, perairan Natuna sepi nelayan.

Susi tidak sepakat dengan pernyataan terkait sepinya nelayan yang melaut di Natuna. Menurutnya, masih banyak nelayan lokal yang melaut di Natuna.

Bahkan, kata dia, nelayan lokal adalah pihak yang pertama mengetahui masuknya kapal-kapal China ke Natuna. Nelayan lokal kemudian melaporkan kepada pihak terkait. Setelah itu, pemerintah Indonesia melayangkan protes kepada China.

"Jadi saya tidak setuju kalau dibilang tidak ada nelayan. Wong nelayan Natuna yang teriak kalau ada kapal di sana," kata dia.

Susi Pudjiastuti tidak setuju dengan rencana pemerintah Indonesia mengirimkan ratusan nelayan asal Pantura untuk berlayar di perairan Natuna.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News