Begini Kondisi Warga Indonesia di Melbourne Menjalani Lockdown Kedua
Ia menjelaskan dengan beralih ke metode belajar secara daring atau online learning, sekolah menyiapkan platform yang berbeda-beda untuk tiap jenjang mulai dari taman kanak-kanak hingga SMA.
"Perubahannya sangat besar, satu sekolah saja kami menggunakan sejumlah platform yang berbeda-beda," jelas Ami.
'Lockdown' Melbourne babak kedua:
- Pasang surut bisnis warga Indonesia di Melbourne saat 'lockdown' kedua diberlakukan
- Warga Melbourne disarankan menggunakan masker bila keluar rumah dan jika tak bisa jaga jarak
- Muslim di Melbourne: naiknya penularan COVID-19 tidak ada kaitannya dengan agama
Sejak berlakunya 'lockdown kedua', kata Ami, panggilan akrab Lami, semua pihak di sekolah menerapkan segala pembatasan sosial secara serius, termasuk memasang peralatan pengecek temperatur tubuh.
Paulus Tedjalaksana, warga Indonesia lainnya yang bergerak di bisnis restoran di Melbourne, mengatakan sejak lockdown pertama pihaknya hanya mengoperasikan satu dari dua restoran yang dikelolanya.
"Bagi kami, hampir sama antara lockdown pertama dan yang kedua, costumer sama-sama tidak bisa dine in," jelasnya.
"Bedanya adalah, saat lockdown pertama mereka lebih rileks, datang dari tempat yang jauh mengambil take away itu mereka oke saja. Cuma di lockdown kedua ini mereka agak khawatit untuk melakukan perjalanan yang jauh," kata Paulus.
Meski pembatasan terhadap restoran di Victoria sudah sempat dilonggarkan, namun dalam pengalaman Paulus, terdapat banyak sekali persyaratan termasuk satu pelanggan hanya boleh berjarak empat meter persegi sehingga dari ukuran restoran akan sangat membatasi.